Tasikmalaya NU Online Jabar Pada tayangan video yang diunggah oleh Channel Youtube Istilam (Istana Ilmu Sabilurrahim) pada Selasa (2/8), Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Cep Herry Syarifudin, menyampaikan kiat agar mengamalkan sebuah wirid yang sangat penting untuk kemakmuran, keselamatan, kesuksesan dan kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat. Khutbah Jumat Mengingat Kehidupan Akhirat ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 24 Safar 1443 H / 01 Oktober 2021 M. Khutbah Pertama Tentang Mengingat Kehidupan Akhirat Allah memuji para Nabi dan Rasul. Dimana mereka adalah hamba-hambaNya yang senantiasa menaatiNya. Dan Allah memberikan keistimewaan kepada mereka dalam sebuah ayatNya. Allah berfirman إِنَّا أَخْلَصْنَاهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ “Sesungguhnya Kami khususkan kepada mereka dengan sebuah keistimewaan, yaitu mengingat kehidupan akhirat.” QS. Shad[38] 46 Allah menyebutkan bahwasanya keistimewaan orang-orang yang diberikan oleh Allah keutamaan dari para Nabi, para Rasul, demikian pula orang-orang yang beriman, bahwasanya Allah istimewakan mereka dengan sebuah keistimewaan, dan itu merupakan akhlak yang agung dan mulia, yaitu mengingat kehidupan akhirat. Sebagian ulama menafsirkan bahwa artinya mereka senantiasa mengingat kehidupan akhirat dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat tersebut dengan amalan shalih. Sebagian ulama lagi berkata artinya mereka mengingatkan manusia kepada kehidupan akhirat. Dua pendapat ini tidak bertabrakan satu sama lainnya, saudaraku. Ini meenunjukkan bahwasanya mengingat kehidupan akhirat dan mengingatkan manusia tentang akhirat adalah keistimewaan yang Allah istimewakan orang-orang yang menjadi pilihan Allah. Karena hidup kita di dunia tidak akan selamanya. Siapa di antara kita yang akan hidup tahun di dunia? Tidak ada! Siapa di antara kita yang berani berkata “Saya akan hidup selamanya di dunia”? Tidak ada, semua kita akan meninggal dunia, semua kita akan kembali kepada Allah Azza wa Jalla. Maka mengingat kehidupan akhirat menimbulkan berbagai macam kebaikan dalam hidup kita. Ketika kita senantiasa mengingat kehidupan akhirat, akan muncul keinginan berbuat kebaikan, beramal shalih, ketaatan. Tapi ketika yang kita ingat dunia, seringkali kita lalai dari kehidupan akhirat. Lalu kita pun menjadi orang yang malas beribadah kepada Allah. Karena kita selalu memikirkan dunia, yang kita ingat hanya sebatas dunia, sehingga akhirnya hati kita dihinggapi banyak sekali penyakit-penyakit yang menyebabkan kita berpaling dari Allah dan kehidupan akhirat. Mengingat kehidupan akhirat merupakan kemuliaan bagi seorang hamba. Ketika seorang hamba mengingat akhiratnya, ia sadar bahwa ia akan kembali kepada Allah Rabbul Izzati wal Jalalah dan dia akan ditanyai oleh Allah tentang perbuatan-perbuatannya di dunia. Ia sadar bahwasanya setelah kematian akan ada hidup yang lainnya, kehidupan yang kekal selama-lamanya abadi. Kita akan masuk kedalam sebuah negeri yang damai dan sentosa, yaitu surga. Ataukah kita akan masuk ke sebuah negeri yang di sana kita hanya akan merasakan siksa dan kesakitan selama-lamanya. Nas’alullah as-salamah wal afiyah. Kita tidak ingin, saudaraku.. Apabila kita di dunia menderita ternyata di akhirat pun kita menderita. Sungguh saudaraku.. Allah menjadikan mengingat akhirat adalah keistimewaan yang luar biasa. Lihatlah orang-orang yang mencari akhirat, mereka tetap diberikan oleh Allah dunia. Mereka yang senantiasa beramal shalih dan melakukan ketaatan tetap diberikan oleh Allah dunia dalam hidupnya. Tapi lihatlah orang-orang yang hanya memikirkan dunia, mereka pun tidak mendapatkan akhirat, bahkan pun tidak mendapatkan dunia. Karena keinginannya hanya dunia, akhirnya Allah palingkan hatinya dari kehidupan akhirat. Sehingga akhirnya walaupun ia mendapatkan dunia, ia teradzab dan tersiksa dengan dunia itu. Sementara akhirat ia pun tidak mendapatkannya. Oleh karena itulah saudaraku, sadarilah bahwa kita ini manusia yang akan kembali kepada Allah Azza wa Jalla. Setiap kita akan meninggal dunia, kita akan dikuburkan kembali ke alam baka. Di alam sanalah kehidupan yang hakiki. Maka seorang hamba yang diistimewakan oleh Allah, maka dia akan banyak beramal shalih mempersiapkan dirinya untuk kehidupan tersebut. Sedangkan hamba yang dihinakan oleh Allah, Allah menjadikan dia berpaling dari kehidupan akhirat. Sehingga dia hanya mengejar dunia, dia menginginkan dunia terus, sehingga bencinya karena dunia, cintanya karena dunia, marahnya karena dunia, semuanya hanya karena dunia, bukan lagi mengharapkan kehidupan akhirat, bahkan amalan shalihnya pun diwarnai dengan cinta dunia. Amalan shalihnya pun keinginan terbesarnya menginginkan kehidupan dunia. Sehingga akhirnya Allah berfirman, seperti yang Allah sebutkan dalam surat Hud مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ‎﴿١٥﴾‏ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ ‎﴿١٦﴾ “Barangsiapa yang menginginkan dunia dari amalnya, Kami akan berikan apa yang ia inginkan dari amalnya tersebut tanpa dikurangi. Dan mereka nanti di akhirat tidak mendapatkan apapun kecuali api neraka. Batal perbuatannya dan sia-sia amalannya.” QS. Hud[11] 15-16 Subhanallah.. Betapa meruginya seorang hamba yang niat dan pikirannya hanya dunia, betapa meruginya seorang hamba yang keikhlasannya dirusak oleh dunia, betapa meruginya seorang hamba yang keimanannya dirusak oleh dunia. Seakan-akan ia akan hidup selamanya, sehingga akhirnya ketika kematian menjemputnya ia tidak lagi bisa beramal shalih. Dia hanya bisa berandai-andai dan berkata “Andaikan ajalku diundurkan sedikit saja supaya saya beramal shalih.” Namun disaat itu ajal tidak bisa diundurkan sedikit pun juga, saudaraku. Maka Subhanallah.. Bersyukurlah kita yang senantiasa mengingat kehidupan akhirat. Yang kita berusaha beramal shalih untuk mempersiapkan kehidupan akhirat kita. Bersyukur kepada Allah dan pertahankan itu sampai meninggal dunia. Karena setan tidak akan pernah diam, setan tidak akan pernah ridha ketika melihat seorang hamba yang mencari kehidupan akhirat. Setan akan berusaha bagaimana supaya si hamba lupa kepada kehidupan akhirat. Oleh karena itu sebagian ulama ketika menafsirkan firman Allah tentang janji iblis –laanahullah-. Dimana iblis berkata قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ‎﴿١٦﴾‏ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ ‎﴿١٧﴾ “Iblis berkata Karena Engkau telah menyesatkan diriku, aku akan menggoda hamba-hambaMu dari jalanMu yang lurus. Kemudian aku akan datangi mereka dari arah depannya, belakangnya, kanan dan kirinya. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.'” QS. Al-A’raf[7] 16-17 Sebagian ulama mengatakan makna “dari arah depannya” yaitu dijadikan ia cinta dunia dan lupa kepada kehidupan akhiratnya. Sehingga kemudian ia pun tidak bersiap untuk akhirat dan kematiannya. Ia terkena godaan iblis laanahullah. Maka dimanakah kita, saudaraku? Akankah terus habis waktu kita hanya untuk memikirkan dunia? Kapankah kita mau mengingat Allah dan kehidupan akhirat? Belumkah saatnya kita kembali kepada Allah? Allah mengatakan أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ… “Belumkah saatnya untuk orang-orang yang beriman agar hati mereka menjadi khusyuk dengan mengingat Allah Azza wa Jalla?” QS. Al-Hadid[57] 16 Khutbah Kedua Tentang Mengingat Kehidupan Akhirat Orang yang menginginkan akhirat dan senantiasa ingat akhirat, dia akan berusaha memperbaiki amal, dia akan menjadi orang yang sangat ikhlas mengharapkan wajah Allah semata. Dia juga tidak peduli dengan pujian manusia, karena ia tahu pujian manusia tidak ada manfaatnya di akhirat. Dia pun tidak membutuhkan ketenaran dan kemasyhuran di dunia, karena ketenaran dan kemasyhuran di dunia tidak ada manfaatnya di akhirat. Dia pun tidak peduli dengan kedudukan yang tinggi di dunia. Karena ia tahu kedudukan yang tinggi di dunia seringkali membuat mudharat akhiratnya. Orang yang menginginkan akhirat, dia selalu berpikir pada setiap perbuatannya, apakah perbuatannya itu bisa merusak akhiratnya atau tidak. Ketika itu yang menjadi pikirannya, Allah akan membimbingnya. Ketika seorang hamba keinginannya akhirat, yang ia pikirkan ridha Rabbnya. Ketika seorang hamba hatinya menginginkan akhirat, yang ia pikirkan bagaimana saya bisa pulang kepada Allah dengan membawa pahala yang besar, sehingga saya bisa masuk ke dalam surga Allah Azza wa Jalla. Itulah betapa indahnya mengingat kehidupan akhirat. Maka dari itu jadilah kita termasuk orang-orang yang dimasukkan dalam ayat tadi. إِنَّا أَخْلَصْنَاهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ “Sesungguhnya Kami khususkan kepada mereka dengan sebuah keistimewaan, yaitu mengingat kehidupan akhirat.” QS. Shad[38] 46 Download mp3 Khutbah Jumat Mengingat Kehidupan Akhirat Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat Mengingat Kehidupan Akhirat” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.
HadirinJama'ah Jum'at yang dirahmati Allah Pada kesempatan khutbah Jum'at ini, setelah memuji kepada Allah SWT, bershalawat kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, serta sahabatnya, saya mengajak kepada diri saya sendiri dan saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
— Allah SWT berfirman dalam Alquran yang terjemahannya sebagai berikut “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah menciptakan mewujudkan apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” QS ath-Thalaq 2-3. Saudara-saudara seiman, Imam Ahmad dalam Musnadnya dan al-Hakim dalam al-Mustadrak meriwayatkan dari sahabat Abu Dzarr radliyallahu anhu bahwa ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam suatu ketika mulai membacakan kepadaku ayat وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا yang maknanya “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar” QS ath-Thalaq 2, hingga beliau selesai membacanya, kemudian bersabda يَا أَبَا ذَرٍّ، لَوْ أَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ أَخَذُوْا بِهَا لَكَفَتْهُمْ Maknanya “Wahai Abu Dzarr, seandainya semua orang mengambil ayat ini sebagai pedoman, niscaya ia cukup bagi mereka. ” Abu Dzarr berkata Maka Rasulullah mulai membacanya dan mengulang-ulangnya. Maâsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Sebagaimana kita tahu bahwa takwa adalah menjalankan seluruh kewajiban dan menjauhi semua perkara yang diharamkan. Telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma bahwa ia berkata وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يُنْجِهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ Maknanya “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat. ” Jadi, hadirin sekalian, takwa adalah sebab munculnya jalan keluar dari berbagai macam kesulitan di dunia dan akhirat, sebab diperolehnya rezeki dan sebab diraihnya derajat yang tinggi. Sebaliknya perbuatan-perbuatan maksiat adalah sebab terhalangnya seseorang memperoleh jalan keluar, rezeki, dan derajat tinggi di dunia dan akhirat. Al-Hakim, Ibnu Hibban dan lainnya meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ Maknanya “Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari suatu rezeki sebab dosa yang dilakukannya. ” HR al-Hakim, Ibnu Hibban dan lainnya. Sebagian ulama mengatakan “Perbuatan dosa akan menyebabkan seseorang terhalang dari berbagai macam nikmat di dunia, seperti kesehatan dan harta, atau hilangnya berkah dari hartanya, atau menyebabkan seseorang dikalahkan dan dikuasai oleh musuh-musuhnya. Dan terkadang seseorang melakukan sebuah dosa, maka jatuhlah kedudukan dan martabatnya dari hati banyak orang atau menyebabkan ia lupa terhadap ilmunya. Oleh karena itu, sebagian orang berkata Sungguh aku mengetahui siksa dan balasan atas dosaku dari perubahan keadaanku dan kawan-kawan yang menjauhiku. ” Maâsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Dalam lanjutan ayat di atas, Allah menegaskan وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ Maknanya “Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya. ” Tawakal adalah bergantung kepada Allah semata dan mengandalkan-Nya dalam segala urusan, karena Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta segala sesuatu, pencipta manfaat dan mudarat. Tidak ada yang mengenakan bahaya dan memberikan manfaat secara hakiki kecuali hanya Allah. Apabila seorang hamba telah meyakini hal itu dan memantapkan hatinya terhadapnya serta selalu mengingatnya, maka dia akan mengandalkan Allah dan berserah diri kepada-Nya dalam urusan rezeki dan segala urusan yang lain serta akan menjauhi kecenderungan berbuat maksiat, terutama ketika berada dalam kesulitan. Imam Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim meriwayatkan dari Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab radliyallahu anhu bahwa ia berkata Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا Maknanya “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti Ia memberikan rezeki kepada burung. Burung-burung itu keluar di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali ke sarang-sarangnya dalam keadaan perut yang terisi penuh. ” HR Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim. Maâsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Tawakal tidaklah bertentangan dengan melakukan sebab, ikhtiar dan usaha. Dalam Shahih Ibnu Hibban diceritakan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam Apakah aku melepas tidak mengikat untaku dan bertawakal kepada Allah?. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya اِعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ Maknanya “Ikatlah dan bertawakkal-lah kepada Allah. ” HR Ibnu Hibban. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman meriwayatkan dari pimpinan para shufi, al-Junaid al-Baghdadi radliyallahu anhu bahwa ia berkata لَيْسَ التَّوَكُّلُ الْكَسْبَ، وَلَا تَرَكَ الْكَسْبِ، التَّوَكُّلُ شَيْءٌ فِي الْقُلُوبِ Maknanya “Tawakal bukanlah bekerja atau tidak bekerja, tawakal adalah sesuatu yang adanya di hati. ” Jadi inti dari tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah dan percaya penuh kepada-Nya disertai melakukan sebab, usaha dan ikhtiar. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman mengutip perkataan seorang ulama yang menyatakan اكْتَسِبْ ظَاهِرًا وَتَوَكَّلْ بَاطِنًا، فَالْعَبْدُ مَعَ تَكَسُّبِهِ لَا يَكُونُ مُعْتَمِدًا عَلَى تَكَسُّبِهِ وَإِنَّمَا يَكُونُ اعْتِمَادُهُ فِي كِفَايَةِ أَمْرِهِ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ Maknanya “Bekerjalah secara lahiriah dan bertawakal-lah kepada Allah secara batin. Seorang hamba meskipun bekerja, ia tidaklah mengandalkan pekerjaannya, akan tetapi dalam hal tercukupinya segala urusan, ia hanya bergantung kepada Allah. ” Maâsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Di bagian akhir dari ayat tersebut ditegaskan bahwa Allah telah menjadikan ajal bagi tiap-tiap sesuatu. Allah telah menakdirkan akhir dan ajal setiap sesuatu secara pasti sehingga tidak bisa dipercepat atau diundur. Seseorang yang mati karena dibunuh, orang yang mati sebab ditabrak mobil dan orang yang mati di atas kasurnya, masing-masing mati sesuai ajalnya, masing-masing meninggal dengan qadla` dan qadar Allah. Tidak ada seorang pun yang mati sebelum waktu yang telah Allah takdirkan baginya. Allah ta’ala berfirman فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ Maknanya “Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun” QS al A’raf 34. Allah ta’ala juga berfirman اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ Maknanya “Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh” QS an-Nisa` 78. Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. */Sumber

Sebabwasiat takwa termasuk rangkaian rukun khutbah jumat yang tidak boleh terpisahkan. Wasiat takwa merupakan ajakan khatib terhadap jamaahnya agar memperbaiki serta meningkatkan nilai keimanan pun juga ketakwaan. Sebab, keduanya adalah bekal keselamatan dunia akhirat paling utama. Tanpa adanya wasiat takwa, khutbah jumat menjadi tidak sah.

PORTAL JEMBER - Khutbah Jumat berikut ini akan membawa pembahasan mengenai bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Meski akhirat adalah tujuan umat manusia. Namun untuk urusan dunia, manusia juga dianjurkan untuk tidak melupakannya. Urusan dunia yang dimaksud adalah, tetap berpegang pada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam Islam. Simak khutbah Jumat berikut ini, yang dikutip PORTAL JEMBER dari website NU Jabar. Tentang cara meraih kebahagiaan dunia dan akhirat yang disampaikan oleh KH. Ahmad Zuhri Adnan selaku Ketua LDNU Kabupaten Cirebon dan pengasuh PP Ketitang Cirebon. Baca Juga Khutbah Jumat NU dengan Tema Menjaga Hati Istri untuk Ketenteraman Keluarga الْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ الإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ , وَبَعَثَ النَّبِيِّيْنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ , وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيُرْشِدُوْا النَّاسَ إِلَى سَبِيْلِ الْهُدَى وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْر ,وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي بَعَثَهُ فِي الأُمِّيِّيْنَ رَسُوْلاً مِنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَييْهِمْ آيَاتِهِ وَ يُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُّبِيْنٍ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَررِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. Jamaah Jumat rahimakumullah Terlebih dahulu, dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah Allah SWT dengan ikhlas, khusyu', lagi penuh tawakkal juga menjauhi larangan Allah SWT. Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Baca Juga Khutbah Jumat Tema Hindarkan Diri dari Menggunjing di Medsos, oleh Ustadz Ahmad Mundzir

Berikut ini adalah teks khutbah Jumat singkat 2022 terbaru kunci selamat dunia akhirat.. Sebagai umat muslim yang beriman, tentu kita menginginkan selamat di dunia maupun di akhirat.. Salah satu kunci untuk mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat yaitu bisa bersikap baik kepada Allah, diri sendiri, dan sesama manusia.

Jakarta - Setiap kaum mukmin tentunya ingin meraih kebahagiaan serta keselamatan dunia dan akhirat. Namun banyak yang masih belum mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat tentunya kita diwajibkan untuk mengamalkan apa yang diajarkan agama Islam dan menjauhi larangan Allah. Berikut lima tema khutbah yang dapat khatib bawakan1. BertakwaOrang yang bertakwa kepada Allah akan mendapat banyak kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat. Takwa merupakan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT dan mau meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya. Perintah takwa tertuang dalam surat Al-Maidah ayat 35 sebagai berikutBaca Juga Jadwal Puasa Sunnah Bulan September 2022يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَArtinya "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."2. MuhasabahMuhasabah merupakan peninjauan atau koreksi terhadap perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya terhadap diri sendiri. Muhasabah adalah salah satu cara membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat agar selamat di akhirat. Dengan bermuhasabah maka kita akan selalu menggunakan waktu dengan bijak dan sebaik mungkin agar terhindar dari dosa-dosa serta lebih banyak dari amal saleh. Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 18وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَArtinya “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.”Ayat tersebut merupakan peringatan kepada kaum muslimin yang mengabaikan perintah untuk muhasabah diri. Di mana Allah SWT menyamakan orang yang melupakan perintah ini dengan orang fasik yang melupakan-Nya. 3. BersedekahDengan bersedekah insya Allah kita akan terselematkan di dunia dan akhirat. Ketika kita meninggalkan dunia, harta-harta yang telah dikumpulkan semasa hidup semuanya akan sirna dan tak berarti. Kecuali sebagian harta yang kita sedekahkan akan menjadi amalan besar yang dapat menolong kita di akhirat. 4. Saling Memberi NasihatSaling memberi nasihat dalam kebenaran dan kesabaran merupakan anjuran agama Islam kepada sesama muslim, sehingga seorang muslim yang hendak melakukan kesalahan akan meninggalkannya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ashr 2-3Baca Juga 7 Tema Khutbah Jumat Tentang Bahaya LGBT dan الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِArtinya "Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran."5. Membaca IstigfarMembaca istighfar dapat kita amalkan selepas salat fardhu maupun salat sunnah. Bacaan istigfar juga dapat dibaca kapan saja misal saat menyadari berbuat kesalahan atau sedang menghadapi suatu penyakit atau kesulitan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW“Siapa yang senantiasa beristigfar, niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya, dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” HR Abu Dawud dan Ibnu Majah. Membaca istigfar pun memiliki keutamaan lainnya, yakni kebaikan di dunia. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Hud ayat tigaوَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍ فَضْلَهُۥ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍArtinya Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. Jika kamu mengerjakan yang demikian, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik terus menerus kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan balasan keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Juga BBM Naik Picu Panic Buying, Ekonom Islam Ajarkan Pengendalian Dirizhd
  • Ζըщибинα иσጿյዜኸቨλ
    • Еς ачохօж овеጭыվ оպеኄоск
    • Աрсըс вሉኜοниկ ሑςеሖ
  • Бա глուծе нαз
KhutbahJumat Singkat Padat Pertama: Penyesalan di Akhirat إِنَّ الْحَمْدَ لله.. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ اِلَيْه، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ Tulisan tentang “Menggapai Pintu-Pintu Rezeki” adalah transkrip dari khutbah jumat yang disampaikan Ustadz Ammi Nur Baits, BA. Hafizhahullahu Ta’ala. Khutbah Jumat Kunci Selamat Dunia AkhiratKhutbah Jumat PertamaBertakwalah Kepada AllahHapus Kejelekan Dengan KebaikanBerakhlak BaikKhutbah Jumat KeduaVideo Khutbah Jumat Kunci Selamat Dunia Akhirat Khutbah Jumat Pertama Hadirin Jama’ah Jum’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan, Kita semua sepakat bahwa hidup ini hanya sementara dan pastinya kita nanti akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mengajarkan kepada manusia agar mereka bisa selamat di dunia dan di akhirat. Salah satu kunci agar seseorang bisa selamat di dunia dan di akhirat adalah dia bisa bersikap dengan sikap terbaik kepada Tuhannya, diri dia sendiri, dan kepada sesama makhluk yang ada di sekitarnya. Ketiga hal inilah yang menjadi dasar kita berinteraksi. Kita selalu berinteraksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan diri sendiri dan dengan orang lain yang ada di sekitar kita. Dan agar bisa berbuat baik terhadap ketiga hal ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikannya dalam sebuah hadits, اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987 Bertakwalah Kepada Allah Pesan pertama yang beliau sampaikan, اتق الله حيثما كنت “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada”. Karena seorang hamba, setiap kali dia berinteraksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia dituntut untuk bertakwa kepada-Nya. Dan bentuk takwa adalah sebagaimana yang Thalq bin Habib nyatakan, “Engkau melakukan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan dari-Nya dalam rangka untuk mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan engkau menjauhi kemaksiatan didasari dengan panduan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala karena takut dengan hukuman dari-Nya.” Di manapun kita berada, dituntut untuk selalu menjaga takwa ini. Karena Rabb yang kita sembah ketika kita berada di tanah asal adalah Rabb yang sama yang kita sembah ketika kita sedang safar dan di manapun kita berada. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan kunci, “Kalau kamu ingin mendapatkan balasan terbaik dari Allah, jagalah ketakwaan kepada-Nya di manapun kamu berada.” Hapus Kejelekan Dengan Kebaikan Pesan kedua, وأتبع السيئة الحسنة تمحها “Hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya.” Ada dua tafsir yang para ulama sampaikan. Makna yang pertama, iringi perbuatan maksiat dengan kebaikan artinya adalah iringi setiap perbuatan maksiat kita dengan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyebut perbuatan taubat dengan al hasanah. Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan dalam Al-Qur’an, إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik taubat itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk.” QS. Hud[11] 114 Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ “Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, hakikatnya adalah dia tidak memiliki dosa tersebut.” HR. Ibnu Majah Dan makna yang kedua, وأتبع السيئة الحسنة تمحها “Hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya.” Artinya adalah ketika kita merasa sedang tenggelam dalam perbuatan maksiat, ketika kita sedang melakukan perbuatan dosa, maka salah satu di antara cara untuk menghapuskan dosa itu adalah dengan berbuat baik. Lakukanlah amal shalih setelah melakukan perbuatan dosa itu. Bisa dalam bentuk kita melaksanakan shalat, berdzikir, membaca Al-Qur’an, atau melaksanakan ibadah yang lainnya, termasuk sedekah. Karena dengan ibadah yang kita lakukan, maka kita akan mendapat penghapusan atas dosa yang kita kerjakan. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ “Antara shalat lima waktu, sholat jum’at ke sholat jum’at berikutnya, puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya melebur dosa-dosa yang terdapat di antaranya, selama pelakunya menjauhi dosa-dosa besar.” HR. Muslim Janji yang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berikan, orang yang mengiringi perbuatan buruk dengan kebaikan, maka dosa perbuatan buruk tersebut akan Allah Subhanahu wa Ta’ala hapuskan. Dan ini adalah bagian dari cara terbaik untuk bermuamalah kepada diri kita agar tidak terbebani dengan berbagai macam dosa yang kita lakukan. Berakhlak Baik Kemudian pesan yang ketiga, وخالق الناس بخلق حسن “Bergaullah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987 Karena dengan memberikan akhlak yang mulia kepada sesama, maka kita menjadi orang yang berharga di mata masyarakat. Manusia dinilai karena akhlaknya, bukan karena yang lainnya. Status sosial akan menjadi hilang apabila orang itu memiliki akhlak yang tercela. Demikian sebagai khutbah yang pertama, semoga bermanfaat. Khutbah Jumat Kedua Kaum muslimin jama’ah Jum’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan, Berdasarkan tiga akhlak baik yang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berikan, maka kita bisa mendapatkan kesimpulan bahwa dalam melakukan akhlak yang mulia, yang kita pikirkan tidak hanya berkaitan dengan interaksi antar sesama manusia. Termasuk juga di dalamnya interaksi antara manusia dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kita dituntut untuk berakhlak mulia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita juga dituntut untuk berakhlak mulia kepada diri kita sendiri. Dan kita juga dituntut untuk berakhlak mulia dengan sesama manusia yang ada di sekitar kita. Baik keluarga, tetangga, teman, maupun lingkungan di sekitar. Ada sebagian orang yang memiliki prinsip; akhlak yang mulia itu adalah berbuat baik kepada sesama manusia saja. Tentu prinsip ini adalah prinsip yang salah. Karena jika demikian, bisa jadi dia meninggalkan aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengesampingkan akhlak kepada-Nya, dengan alasan dia berakhlak kepada manusia. Kalau ada orang lain yang mengajak kita untuk berbuat maksiat dan kita menolaknya, maka kita tidak disebut berakhlak jahat padanya. Berbuat baik kepada sesama manusia tidak boleh berlaku mutlak kelak sampai harus melanggar aturan syariat. Karena itulah, mohon untuk diperhatikan. Ada akhlak kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akhlak kepada diri sendiri, dan ada akhlak kepada sesama manusia. Yang masing-masing harus memiliki porsi sesuai dengan apa yang syariat tetapkan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita kekuatan hidayah untuk selalu menjadi manusia yang bersikap ideal dalam kegiatan apapun yang kita lakukan. Baik ketika berinteraksi dalam ibadah, maupun ketika bermuamalah. Video Khutbah Jumat Kunci Selamat Dunia Akhirat Sumber Video Anb Channel Mari turut menyebarkan “Khutbah Jumat Kunci Selamat Dunia Akhirat” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum. SelamatDunia Akhirat dengan Mengingat Kematian (Ringkasan Khutbah Jum'at/ 3 Jan 2013) Januari 03, 2014 7 CARA MENGINGAT KEMATIAN Pertama, Meningkatkan pemahaman tentang kehidupan sesudah mati. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT; bahwa sesungguhnya kehidupan di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa.. اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِإِدْخَالِ السُرُوْرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ النُّوْرُ الصَّبُوْرُ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بِحُسْنِ الْأَخْلَاقِ الْمشْهُوْرُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt Segala puji milik Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang kita dapatkan tidak lain harus digunakan dalam rangka memenuhi syariat yang telah ditetapkan-Nya. Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal alamin. Di hari yang istimewa ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Karena, orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa kepada-Nya. Peningkatan takwa ini sangat penting dilakukan oleh kita mengingat hal tersebut merupakan bekal yang harus kita bawa kelak di akhirat nanti. Salah satu bentuk ketakwaan kita adalah senantiasa memberikan kegembiraan kepada sesama manusia, khususnya sesama umat Islam. Kegembiraan yang diciptakan untuk saudara kita memberikan suasana batin yang positif untuk melahirkan hal-hal positif berikutnya. Senyum yang melengkung di wajah saudara kita akan berdampak baik bagi perasaannya sehingga setiap langkah dan sikapnya juga akan terpengaruh besar untuk mengarah pada hal apik berikutnya. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt., Dengan suasana batin yang asyik, dengan perasaan yang baik, dengan lingkungan yang menarik, tentu kehidupan akan dapat mengarah ke pintu kebaikan pula. Alasannya sederhana saja, kegembiraan yang dirasakan akan membuat kita dapat melakukan apa saja dengan ringan. Oleh karena itu, pantas saja, Allah swt mengganjar umat Islam yang dapat membagikan kegembiraan ini dengan ganjaran yang tak kira-kira, yakni mendapatkan ampunan dari Allah swt, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah dan dikutip Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitabnya, Kasyful Ghummah. Disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda إِنَّ مِنْ مُوْجِبَاتِ الْمَغْفِرَةِ إِدْخَالُكَ السُرُوْرَ عَلَى أَخِيْكَ الْمُسْلِمِ أَوْ إِشْبَاعِ جُوْعٍ عَنْهُ وَتَنْفِيْسِ كُرْبَتِهِ Artinya “Sungguh di antara hal yang mewajibkan seseorang mendapatkan ampunan adalah berbagi kegembiraan kepada saudaramu yang Muslim, atau memberikan kecukupan dari kelaparannya, dan meringankan beban kesusahannya.” Bahkan, jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Berbagi kegembiraan ini menjadi amal yang paling dicintai oleh Allah swt setelah amalan-amalan fardu. Artinya, tingkatannya sangat tinggi, hanya satu level di bawah wajib saja, saking dianjurkannya menebarkan kegembiraan bagi sesama ini. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah saw bersabda, إِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللّٰهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى بَعْدَ الْفَرَائِضِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْمُسْلِمِ Artinya “Sungguh amal yang paling dicintai Allah swt setelah amaliah-amaliah fardhu adalah berbagi kebahagiaan kepada Muslim.” Menebar kegembiraan kepada sesama manusia, khususnya umat Islam, bukan saja disampaikan Rasulullah saw melalui hadits-haditsnya. Hal ini juga secara otomatis selaras dengan firman-firman Allah swt. Dalam hal ini, kita sudah diingatkan melalui Al-Qur’an surat Al-Baqarah, ayat 83. وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ Artinya “Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling mengingkari, kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu masih menjadi pembangkang.” Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt Oleh karena itu, Khatib mengajak segenap diri kita semua untuk senantiasa berupaya agar dapat berbagi kegembiraan kepada orang lain, tentu saja apalagi terhadap diri sendiri. Dengan kebahagiaan itu, insyaallah akan lahir kemaslahatan-kemaslahatan baru bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Semoga Allah swt melimpahkan kekuatan dan kemampuan kepada kita semua agar dapat berlaku dan bersikap dalam berbagi kegembiraan kepada orang lain. Dan kita mendapatkan apa yang telah Allah swt janjikan, yaitu ampunan atas segala dosa dan kesalahan kita. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ . 452 98 171 99 280 401 102 57

khutbah jumat selamat dunia akhirat