Padatahun 1925 mahasiswa Asia Tenggara menerbitkan majalah Seruan Al-Azhar. Salah satu misinya adalah turut serta berperan aktif membangkitkan nasionalisme dan mempersiapkan kemerdekaan RI. yang diwariskan oleh Al-Azhar Mesir untuk dikembangkan lebih jauh di Indonesia, adalah sebagaimana tercermin dalam ajaran Islam antara lain dalam
Siti Zubaidah Politik Tuesday, 29 Jun 2021, 1648 WIB Indonesia adalah negara yang berdaulat. Kata berdaulat disini tidak saja bermakna denotatif bahwa Negara memiliki kekuasaan pemerintahan yang tidak tunduk pada kekuasaan negara. Cita- cita kedaulatan telah dicapai melalui proses Proklamasi Kemerdekaan, sehingga jelas sudah demarkasi politik hukum kolonial menuju politik hukum nasional. Negara kesejahteraan sebagai antitesis dari konsep negara penjaga malam, pasti punya tujuan. Negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi, menyediakan melayani dan melindungi warga Negaranya. Ke semua itu kemudian direduksi dan diintroduksi dalam konsep hak asasi manusia HAM, baik Sipil, maupun Ekonom, berupa hak bebas dari dan bebas untuk Hak untuk bebas dari rasa takut/ancaman dan bebas untuk mendapatkan kehidupan layak, misalnya, dapat dikategorikan e dalamnya. BilaPeran ASEAN juga menjadi begitu penting dan dunia begitu berkepentingan terhadap negara- negara di kawasan ASEAN. Globalisasi ekonomi dunia telah menggiring kalau tidak mau menggunakan istilah âdiseretâ negara-negara ASEAN termasuk Indonesia di dalamnya ke dalam area pasar bebas free trade area. Dunia rimba perdagangan yang menuntut kesiapan setiap negara a tidak mau menjadi mangsa negara-negara maju Developed Country. 1. Pasar Tunggal ASEAN Pada awalnya MEA dirancang dengan tujuan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ASEAN sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Diharapkan terbentuknya pasar tunggal tersebut mendorong negara-negara di ASEAN untuk mencapai stabilitas dan kemajuan ekonomi yang kuat dalam menghadapi arus persaingan secara global. 2. Posisi Indonesia Dalam Perdagangan Dan Invsetasi ASEANBarratut Taqiyyah 2015 Inilah pandangan sejumlah pengamat politik ASEAN saat ditanyakan pendapatnya mengenai kesiapan Indonesia dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA. Dengan kata lain, Indonesia belum siap menghadapi MEA. Memang, pemerintah Indonesia sudah merespons pemberlakuan MEA dengan mengeluarkan tiga instruksi presiden Inpres sebagai langkah antisipatif guna meningkatkan data saing mengeluarkan Inpres nomor 5 tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi tahun 2008-2009. Kebijakan tersebut sekaligus menetapkan pelaksanaan komitmen Indonesia atas MEA. Inpres ini menekankan bahwa program sosialisasi MEA ditujukan kepada para pemangku kepentingan, terutama pelaku usaha tanpa mengkhususkan pelaku usaha kecil dan menengah. Sosialisasi MEA ke masyarakat umum tidak termasuk ke dalam program ini. Kedua, Inpres nomor 11 tahun 2011 yang dirilis 6 Juni 2011. Berbeda dengan kebijakan sebelumnya, Inpres ini dikhususkan pada program pengembangan sektor Usaha Kecil Menengah UKM dengan sasaran percepatan pengembangan UKM. Posisi Indonesia saat iniBerlina Putri 2021 Dunia telah digemparkan dengan adanya pandemi Covid-19. Selain itu perkembangan ekonomi di Indonesia mengalami penurunan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020. Kondisi ini memicu penurunan perdagangan bahkan perdagangan internasional di mana perekonomian dunia akan menurun sebesar tujuh persen, terparah sejak perang dunia kedua. Hal tersebut berpengaruh pada perkembangan ekonomi Indonesia sebab dengan adanya pembatasan kegiatan distribusi maka upaya dalam peningkatan produk ekspor Indonesia akan sulit dilakukan. Beberapa negara yang menjadi pasar tujuan ekspor andalan Indonesia seperti AS, China, Singapura dan Eropa juga tidak terlepas untuk melakukan perlindungan industri dalam negerinya. 3. Daya Saing Dan Kinerja IndonesiaMemasuki tahun 2010 Indonesia akan mulai menghadapi tantangan berat terkait dengan akan dilaksanakannya kesepakatan kawasan perdagangan bebas free trade antara ASEAN dan China China-ASEAN Free Trade Area. Beberapa kalangan memandang pesimis terhadap pelaksanaan perdagangan bebas China-ASEAN yang akan mulai berlaku pada 1 Januari 2010 nanti. Kepesimisan khususnya terkait dengan adanya kekhawatiran bahwa perdagangan bebas ASEAN-China akan mengancam eksistensi industri di Indonesia khususnya industri yang banyak menyerap tenaga kerja seperti industri tekstil. 4. Dampak Liberalisasi Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi di IndonesiaLiberalisasi perdagangan atau perdagangan bebas free trade merupakan suatu kondisi di mana suatu negara melakukan perdagangan antarnegara tanpa hambatan apa pun. Proses menuju kondisi perdagangan bebas inilah yang disebut dengan liberalisasi perdagangan. Seiring dengan perkembangannya muncul perdebatan pro dan kontra mengenai liberalisasi perdagangan. Liberalisasi perdagangan memberikan tantangan bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara lain. Tentunya liberalisasi perdagangan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karenanya, pengaruh kebijakan liberalisasi perdagangan terhadap perekonomian Indonesia selama ini menjadi suatu hal yang menarik untuk dianalisis. 5. Peluang Dan tantanganPada awal 2015 negara di kawasan Asia Tenggara akan memasuki era baru yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN. MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan standar hidup penduduk Negara anggota ASEAN. Indonesia dan sembilan anggota ASEAN lainnya memasuki persaingan yang sangat ketat di bidang ekonomi. Dengan terbentuknya pasar tunggal ini diharapkan dapat mendorong negara-negara di ASEAN untuk mencapai stabilitas dan kemajuan ekonomi yang kuat dalam arus perdagangan. upayaindonesiameningkatkandayasaingmenghadapimasyarakatekonomiasean Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Politik Terpopuler Tulisan Terpilih
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Peran Bank Indonesia dalam Mengembangkan Sistem Pembayaran Tangguh di ASEAN Inovasi Digital, Kerja Sama Regional, dan Inklusi alam merupakan ancaman serius yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan keuangan suatu negara. Di kawasan Asia Tenggara, yang sering kali menjadi pusat bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi, penting bagi negara-negara anggota ASEAN untuk memiliki sistem pembayaran yang tangguh dan tahan bencana. Bank Indonesia, sebagai bank sentral Indonesia, telah memainkan peran yang penting dalam mengembangkan sistem pembayaran yang dapat bertahan dan berfungsi di tengah-tengah bencana. Artikel ini akan membahas peran Bank Indonesia dalam mengembangkan sistem pembayaran yang tahan bencana di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memelihara stabilitas sistem keuangan di Indonesia. Salah satu aspek penting dari stabilitas keuangan adalah keberlanjutan sistem pembayaran. Ketika terjadi bencana alam, infrastruktur dan jaringan komunikasi seringkali terganggu, yang dapat menghambat proses pembayaran dan transaksi keuangan. Bank Indonesia telah berupaya untuk mengatasi tantangan ini dengan mengembangkan sistem pembayaran yang tahan bencana. Salah satu langkah yang telah diambil oleh Bank Indonesia adalah dengan mendorong penggunaan teknologi digital dalam sistem pembayaran. Bank Indonesia telah mendorong bank-bank dan lembaga keuangan di Indonesia untuk mengadopsi teknologi digital yang inovatif dalam proses pembayaran. Hal ini termasuk pengembangan aplikasi pembayaran berbasis mobile dan internet banking yang memungkinkan transaksi tanpa perlu hadir secara fisik di bank atau kantor. Dengan adopsi teknologi digital, sistem pembayaran dapat tetap berfungsi bahkan saat infrastruktur fisik terganggu akibat bencana. Selain itu, Bank Indonesia juga telah melakukan kerja sama dengan bank sentral negara-negara anggota ASEAN untuk mengembangkan sistem pembayaran regional yang tahan bencana. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat konektivitas antara negara-negara anggota ASEAN dalam hal pembayaran lintas negara. Dalam situasi bencana alam di satu negara, sistem pembayaran regional dapat menjadi alternatif yang dapat digunakan untuk memfasilitasi transaksi keuangan di wilayah yang terkena dampak Indonesia juga telah mengadakan pelatihan dan sosialisasi mengenai sistem pembayaran yang tahan bencana bagi pihak-pihak terkait di ASEAN. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas negara-negara anggota ASEAN dalam menghadapi bencana alam dan mengelola sistem pembayaran di tengah-tengah bencana. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi situasi darurat, negara-negara anggota ASEAN dapat lebih siap menghadapi bencana dan menjaga kelancaran sistem itu, Bank Indonesia juga berperan dalam mengawasi dan mengatur industri pembayaran di Indonesia. Bank Indonesia telah menerapkan kebijakan dan standar yang ketat untuk melindungi konsumen dan menjaga integritas sistem pembayaran. Dalam konteks sistem pembayaran yang tahan bencana, Bank Indonesia memastikan bahwa lembaga keuangan dan penyelenggara sistem pembayaran memiliki rencana kontinuitas bisnis yang matang untuk menghadapi situasi darurat. Bank Indonesia juga melakukan pengawasan terhadap infrastruktur pembayaran untuk memastikan keamanan dan kehandalan tingkat regional, Bank Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam kerja sama dengan bank sentral negara-negara ASEAN lainnya melalui ASEAN Working Committee on Payment and Settlement Systems WC-PSS. Melalui komite ini, Bank Indonesia berperan dalam merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan sistem pembayaran regional yang tahan bencana. Bank Indonesia juga berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan negara-negara ASEAN lainnya dalam menghadapi tantangan dan risiko bencana alam. Dalam mengembangkan sistem pembayaran yang tahan bencana, Bank Indonesia juga mengakui pentingnya inklusi keuangan. Bank Indonesia telah mendorong partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam sistem pembayaran dengan memperluas akses ke layanan keuangan, terutama di daerah terpencil dan terdampak bencana. Dengan meningkatkan inklusi keuangan, masyarakat dapat lebih mudah mengakses layanan pembayaran dan mengelola keuangan mereka, bahkan dalam kondisi keseluruhan, peran Bank Indonesia dalam mengembangkan sistem pembayaran yang tahan bencana di ASEAN sangat penting. Melalui penggunaan teknologi digital, kerja sama regional, pelatihan, pengaturan, dan inklusi keuangan, Bank Indonesia telah berupaya untuk membangun sistem pembayaran yang dapat bertahan di tengah-tengah bencana alam. Dalam menghadapi tantangan bencana alam yang sering terjadi di Asia Tenggara, sistem pembayaran yang tangguh dan tahan bencana akan memainkan peran kunci dalam memulihkan perekonomian dan menjaga stabilitas keuangan di ASEAN. Lihat Financial Selengkapnya
AFTAadalah salah satu jenis organisasi perdagangan internasional, namun tidak seluas WTO cakupannya. Jika WTO mencakup seluruh dunia, namun dalam AFTA anggotanya dikhususkan bagi negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara, yakni Indonesia, Vietnam, Myanmar, Singapura, Malaysia, Thailand, Kambodja, Brunei Darussalam, Laos dan Thailand.- G20 atau Group of Twenty 20 adalah forum internasional yang dibentuk pada 26 September 1999. Forum ini sebagai wadah untuk mendiskusikan kebijakan terkait stabilitas ekonomi global. G20 memiliki 20 anggota negara, yaitu Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni sendiri telah menjadi anggota G20 sejak 1999. Keanggotaan ini berdasarkan sejumlah pertimbangan, seperti pengalaman Indonesia mengatasi krisis ekonomi di Asia pada akhir 1990-an dan resiliensi dalam menghadapi krisis ekonomi global pada 2008. Selain itu, posisi Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan penduduk mayoritas Muslim, negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat, dan sebagai pemimpin di ASEAN. Lantas, apa peran Indonesia dalam G20?Baca juga G20 Sejarah, Tujuan, dan Peran Indonesia Mewakili Asia Tenggara Pada 1997-1998, Indonesia mengalami krisis hebat yang membuat kondisi perekonomian karut-marut. Satu tahun setelahnya, Indonesia dalam tahap pemulihan dan dinilai sebagai emerging economy yang berpotensi sangat besar di kawasan Asia. Oleh sebab itu, Indonesia masuk dalam G20 pada 1999 sebagai wakil dari negara berkembang di kawasan Asia Tenggara. Hingga saat ini, Indonesia merupakan satu-satunya anggota G20 dari Asia Tenggara atau ASEAN. LevelKognitif: C5 (HOTS) 10. Adanya MEA memberikan dampak bagi kehidupan negara-negara yang ada di ASEAN. Bagi negara yang belum siap menghadapi adanya MEA, maka salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah meningkatnya angka pengangguran. Upaya yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk mencegah dampak buruk yang ditimbulkan oleh adanya Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam organisasi internasional Perhimpunan Bangsa-Bangsa di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN Association of Southeast Asian Nation. Tak heran jika peran Indonesia dalam ASEAN terbilang cukup 4 negara lain yakni Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, Indonesia turut mendirikan ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Hal itu ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok yang dilakukan masing-masing Menteri Luar saat ini total sudah ada 10 negara yang turut menjadi bagian dari kawasan Asia Tenggara selain 5 negara pendiri, yaitu Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan dari banyaknya negara anggota, apa saja sebenarnya peran indonesia dalam ASEAN? Berikut ulasannya1. Penggagas Lahirnya ASEANPeran Indonesia dalam ASEAN yang paling penting adalah menjadi salah satu penggagas lahirnya organisasi diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik, visi Indonesia adalah membentuk ASEAN yang mampu membuat kawasan Asia Tenggara berdiri di atas kaki sendiri dan mempertahankan diri dari pengaruh negatif di luar Penyelenggara KTT ASEAN pertama di BaliMelansir situs resmi ASEAN, pada 23-24 Februari 1976, Indonesia telah menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi KTT pertama yang berlangsung di Penggagas Pembentukan Komunitas Keamanan ASEANDalam buku 'PKN Pend Kewarganegaraan' terbitan Grasindo, tertulis bahwa Indonesia juga turut meluncurkan gagasan untuk membentuk komunitas keamanan yang juga disebut ASC Asean Security Community ini akhirnya ditandatangani di Senggigi, Lombok pada 12 September Penengah KonflikSementara peran Indonesia di bidang politik disebut dalam buku 'PKn Harmoni Berkebangsaan' karya Rani R Moediarta, yakni menjadi penengah dalam konflik dan perang sipil di itu, Indonesia mengundang empat fraksi Kamboja yang bertikai untuk melakukan pertemuan di Jakarta. Mereka membahas perdamaian dan pemulihan hubungan. Setelah itu, pertemuan berlanjut ke Konferensi Paris untuk Kamboja yang diikuti oleh 19 Indonesia dan Prancis menjadi pemimpin konferensi tersebut. Dari pertemuan itulah dihasilkan keputusan pembentukan Dewan Nasional Kamboja demi mengakhiri Mewakili ASEAN dalam Perdamaian DuniaSelain menjadi penengah konflik di negara kawasan ASEAN, Indonesia juga turut berperan dalam perdamaian dunia yakni melalui hubungan perannya di antara lain mendukung gerakan zona bebas nuklir di kawasan negara-negara anggota Association of South East Asian Nations ASEAN serta mendukung terselenggaranya ASEAN Free Trade Area AFTA di kawasan negara anggota sama Makanan Halal hingga Seni. Klik selanjutnya>> Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik]
Globalisasimenjadi kajian politik –ekonomi paling populer akhir abad ke-21. Namun, globalisasi sebagai praktek politik dan ekonomi Internasional sebenarnya sudah lama dimulai. Ia merupakan kelanjutan dari perkembangan politik-ekonomi masa lalu. Sekalipun globalisasi merupakan fenomena yang sudah mulai tampak dipermukaan sejak tahun 1960-an
- Globalisasi membuat semakin eratnya hubungan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Adanya globalisasi tentu memengaruhi berbagai sektor di Indonesia, di antaranyaBidang ekonomi Dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, peran ekonomi dalam globalisasi di Indonesia yaitu Perdagangan Produksi Investasi Berikut penjelasannya Perdagangan Indonesia sudah lama menjin hubungan perdagangan dengan negara-negara. Baik secara bilateral maupun melibatkan beberapa negara dalam satu kawasan. Jalinan hubungan perdagangan dilihat dari partisipaai Indonesia secara aktif pada penjanjian perdagangan bebas di ASEAN Free Trade Area AFTA. Kemudian hubungan dagang dengan Korea Selatan dan menjadi anggota World Trade Organization WTO. Baca juga Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 5,3 Persen, Ini Faktornya Produksi Indonesia melalukan kerja sama produksi dengan beberapa negara, seperti menjadi anggota Asia-Pacific Economic Cooperation atau disingkat APEC. Indonesia juga aktif menjalin hubungan kerja sama dengan anggota ASEAN dalam berbagai bidang, salah satunya mesin diesel di Singapura. Investasi Indonesia mengizinkan negara lain untuk menanamkan modal atau berinvestasi di Indonesia. Pembenahan infrastruktur yang dibangun menjadi salah satu hal yang mampu menarik investor dari luar negeri. Bidang Politik Hubungan politik antar negara terjalin dengan erat. Hal ini terlihat dari penempatan duta besar di beberapa negara. Misalnya Indonesia menempatkan duta besarnya di Jepang dan sebaliknya Jepang menempatkan duta besarnya di itu, Indonesia juga menjadi fasilitator pertemuan bagi pihak-pihak yang bertikai. Ketika Indonesia melakukan pemilu banyak negara yang ikut memantau dan memberikan ruang bagi WNI yang berada di luar negeri. Baca juga Globalisasi Arti dan Dampaknya Indonesia juga menjalin kerja sama politik dengan menjadi anggota di beberapa organisasi, di antaranya PBB dan ASEAN. Bidang budaya Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia, mulai dari rumah adat, tarian daerah, bahasa daerah, dan lainnya. Banyak negara lain yang tertarik dengan keragaman tersebut. Kemajuan teknologi mempermudah Indonesia dalam melakukan promosi ke berbagai negara. Selain itu dengan adanya globalisasi, Indonesia dapat belajar dari budaya negara lain. Namun, hal tersebut tetap memberikan dampak negatif bila Indonesia tidak pintar dalam memilah kebudayaan yang masuk ke dalam negeri. Bidang sosial Bidang sosial yang dimaksud khususnya dalam hal pendidikan dan kesehatan. Indonesia dan negara lain sering melalukan pertukaran pelajar. Beberapa perlombaan ilmiah juga diikuti Indonesia di luar negeri, begitu sebaliknya. Baca juga Globalisasi Menurun, Era Digital Menguat, Bagaimana Bank Sentral Menyikapinya? Indonesia juga aktif memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkonflik, maupun bencana alam. Dalam dunia kesehatan, banyak sekali dokter-dokter yang dikirim ke luar negeri untuk saling belajar. Banyak rumah sakit di Indonesia yang melakukan kerja sama dengan rumah sakit di luar negeri. Aktif bergerak dalam perkembangan penyakit yang ada di dunia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.FenomenaKeajaiban Asia turut mempengaruhi dinamika politik internasional. Kemajuan Asia Timur telah mengubah cara pandang dan kebijakan luar negeri negara-negara besar di kawasan Asia-Pasifik yang memiliki pengaruh dan kepentingan baik secara geopolitik, geoekonomi dan geostrategi di kawasan ini utamanya negara-negara besar seperti Australia, - ASEAN yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok selama ini mempunyai peran besar dalam menjembatani kerja sama negara-negara di Asia Tenggara. Tidak hanya itu, ASEAN selama ini juga menjadi pelopor integrasi ekonomi negara-negara di regional 2 tahun, Asosiasi negara-negara Asia Tenggara ini menyelenggarakan ASEAN Summit yang mempertemukan para pemimpin negara-negara anggota ASEAN. Konferensi yang pertama digelar di Bali pada 1976 tersebut memiliki agenda diskusi yang cukup banyak. Dalam Asean Summit, para pemimpin negara-negara ASEAN biasa membahas berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Asia Tenggara dan isu global, serta merumuskan solusi dalam bentuk perjanjian kerja sama. Salah satu kesepakatan penting dibuat para pemimpin negara-negara Asia Tenggara dalam ASEAN Summit ke-9 pada tahun 2003, yakni terkait rancangan pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA. Pembahasan mengenai hal ini terus berlanjut hingga pada tahun 2007 negara-negara yang tergabung dalam organisasi itu menyepakati pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mulai resmi diberlakukan pada 2015. Dengan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN, hal ini sekaligus menjadi sebuah peluang bagi 600 juta penduduk di kawasan Asia Tenggara. Dengan makin terbukanya ekonomi negara-negara ASEAN, perusahaan-perusahaan di wilayah Asia Tenggara pun bisa lebih leluasa untuk meluaskan area operasinya. Potensi pengembangan ekonomi negara-negara ASEAN pun lebih terbuka. Tujuan Dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN Selain meningkatkan tingkat kompetisi ekonomi di kawasan Asia Tenggara, MEA juga bertujuan untuk mempererat kerja sama ekonomi negara-negara ASEAN. Tujuan pembentukan MEA selama ini tercermin dalam sejumlah pilarnya. Infografik SC Tujuan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Ekonomi ASEAN memiliki 4 pilar yang menjadi latar belakang didirikannya kerja sama ekonomi ini. Empat pilar termuat dalam dokumen Blueprint yang disepakati dalam Pertemuan ke-38 ASEAN Economic Ministers Meeting AEM di Kuala Lumpur pada Agustus 2006. Keempat pilar itu adalah sebagai Pasar dan basis produksi tunggal Pilar pertama menekankan peran pasar tunggal dan berbasis produksi. Diharapkan, para pelaku bisnis di kawasan Asia Tenggara memiliki akses terhadap bahan baku, jasa, hingga tenaga kerja secara terintegrasi. Tak hanya pelaku usaha besar, UMKM pun bisa memanfaatkan peluang. Sebab, MEA memberikan akses untuk membangun bisnis dengan biaya produksi rendah di kawasan Asia Tenggara. 2. Kawasan ekonomi berdaya saing tinggiPilar kedua adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN didirikan untuk meningkatkan tingkat daya saing negara anggota ASEAN. MEA pun menjamin persaingan sehat antara negara-negara di diangankan bisa mendorong peningkatan kreativitas, inovasi dan teknologi via perlindungan hak kekayaan intelektual atau Intellectual property rights protection. 3. Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilanVisi sekaligus tujuan MEA juga tertuang di pilar ketiga. Pembentukan MEA diharapkan nanti bisa menciptakan pembangunan ekonomi yang berkeadilan bagi negara-negara di Asia Tenggara. Melihat lebarnya kesenjangan pembangunan yang ada di negara-negara ASEAN, MEA diharapkan dapat menjembatani hingga meminimalisir adanya gap tersebut. 4. Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi globalTerakhir, sesuai pilar keempat, MEA diharapkan tidak hanya memperkuat integrasi ekonomi antara negara-negara di ASEAN, namun juga dalam kawasan ekonomi demikian, merujuk laman Kemlu RI, pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN bertujuan meningkatkan kesejahteraan ASEAN yang memiliki karakteristik sebagai pasar dan basis produksi tunggal, kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan berdaya saing; memiliki pembangunan setara; dan mempercepat keterpaduan ekonomi di kawasan ASEAN dan dengan kawasan di luar dan Tantangan MEA Bagi Indonesia Menurut data yang diberikan oleh BPS, UMKM adalah salah satu bisnis yang mendominasi pasar ekonomi di Indonesia sejak tahun 2016. Melihat peluang tersebut, UMKM di Indonesia memainkan peran penting bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat ASEAN. Hal ini menjadi dampak positif bagi ekonomi Indonesia dengan diberlakukannya MEA. Meskipun inisiatif MEA terlihat sangat menjanjikan’, namun Indonesia tetap harus menyusun strategi akan kehadiran ekonomi terbuka di ASEAN itu. Tantangan pembentukan MEA 2015 bagi Indonesia tidak hanya bersifat internal di dalam negeri. Persaingan antarpelaku usaha juga akan semakin ketat, baik dengan sesama pebisnis asal negara-negara ASEAN maupun regional persaingan yang ketat tidak hanya berdampak kepada harga yang kompetitif. Kesamaan karakteristik produk UMKM yang dijual juga menjadi suatu tantangan bagi Indonesia untuk dapat menembus pasar ASEAN dan luar ASEAN. Maka, sejak tahun 2011, pemerintah Indonesia mengeluarkan Inpres Nomor 11 Tahun 2011 yang berisikan Cetak Biru atau blueprint MEA. Dikeluarkannya Cetak Biru MEA merupakan satu upaya persiapan menghadapi persaingan pasar bebas di Asia Tenggara usai pemberlakuan MEA. Tantangan persaingan yang ketat tersebut menuntut Indonesia mempersiapkan amunisinya agar mampu bersaing di komunitas ekonomi ASEAN yang semakin terbuka. - Sosial Budaya Kontributor Maysa Ameera AndariniPenulis Maysa Ameera AndariniEditor Addi M Idhom . 227 302 279 237 147 188 222 22